Apakah Rindu Memiliki Tanggal Kedaluwarsa? (On Yearning)
Pertengahan bulan di September lalu, gue bertemu dengan teman kuliah yang terhitung tahun ini sudah tak ada lagi di tanah Purwokerto per Maret 2022. Sebenernya belum lama banget sih, belum ada setaun pun. Tapi mungkin karena tenggelam dalam kesibukan dan jarang catch up bahkan lewat chat, rasanya jadi lama banget.
Kami mengunjungi coffee shop yang sering kita datangi sejak 4 tahunan lalu, baik dia dan gue emang sering gawe aja di sini dan kebetulan tempatnya selain nyaman juga mendukung untuk kerja. Terus kita takjub kalau playlist di coffee shop itu nggak berubah sejak 2019an, gokil juga waktu berhenti di coffee shop ini. Nggak tahu juga ya sekarang udah ganti atau belum, tapi kalau belum mungkin bagi beberapa orang bakal nostalgic abis.
Selain saling nanya kabar dan apa yang lagi dikerjain sekarang, kita juga ngomongin bahwa Purwokerto ini udah banyak sekali berubah. Padahal kalau dilihat sih 2-3 tahunan ini nggak selama itu, tapi beberapa tempat yang dulunya familier rasanya jadi asing. Hahaha ini mah kayanya karena orang-orang yang dulu biasa ada udah saling mencar aja kali ya.
Gue nggak tahu kapan orang itu bakal apa ya namanya, mengingat masa-masa pendidikan atau kuliah. Tapi kayanya nggak punya batas waktu deh soalnya pertemanan terakhir yang dibentuk dan dengan mudah tanpa drama ini itu ya kuliah juga nggak sih? Mana kuliah itu kan transisi remaja akhir, dewasa muda, dan juga dewasa muda di adulthood life.
Soalnya gue masih ada beberapa temen SMK yang kalau ketemu, pasti masih bahas kekonyolan jaman sekolah padahal IT WAS 7 YEARS AGO? Buset, lama juga. Ya meski kadang gue mulai lupa memori-memorinya tapi baru akan inget kalau ada yang ngomong.
Nah sekarang tinggal masa-masa pasca kuliah ini, nggak disangka kemarin obrolannya ngalir aja mengingat jaman-jaman kuliah. Terus gue jadi berasa ingin nyeletuk kalau kira-kira, temen-temen kita yang lain pada gitu juga nggak ya. Maksudnya as in, kangen waktu-waktu kuliah yang sekangen itu. Terus temen gue nimpalin juga kira-kira gini "dulu waktu awal lulus gue masih upload foto-foto lama di Instagram story, sekarang sih ya...udah jarang"
Gue paham kenapa jarang karena mungkin takut kita tuh belum move on ke masa tertentu padahal hidup udah berada di sini. Gue juga beberapa kali pengin rasanya unggah foto lama dan throwback, tapi ngapain gitu. Terus gue jadi mikir apa gue perlu ngambil memori-memori baru ini. S2 kali ya? (hahaha siapa yang mau biayain bos). Biar nggak bertanya-tanya, apakah rindu memiliki tanggal kadaluwarsa?
Bakal lebih baik memang kalau dirasakan secara kolektif akan perasaan-perasaan ini. Mungkin gue perlu juga melakukan sesuatu sembari meletakkan memori-memori ini pada tempatnya.
Kita lalu berpamitan pada sekitar pada jam setengah 4 sore, nggak tahu kapan bakal bertemu lagi. Gue jadi sadar kalau kota kecil ini terasa begitu berbeda tanpa orang-orang yang dulunya bareng. Tapi walaupun banyak tempat yang udah beda, rasanya akan tetap sama kalau.....familier dengan memorinya.
***

Komentar
Posting Komentar