Telah Lahir: Di Blog Ini, Waktu Berhenti
Hola, selamat datang!
Gue Marfa, yang biasa nulis kemudian publish postingannya di blog umimarfa.web.id. Kehadiran blog kedua ini tentu saja didasari beberapa alasan.
Yaiyalah, kalau nggak ada alasannya pasti nggak ada, meskipun bisa saja dengan alasan gabut atau iseng, namun kemungkinannya kecil dan tujuannya nggak sekuat itu.
Sebenernya juga blog ini dibikin sejak Juli, postingannya aja diterbitin tanggal 14 Juli 2022 tapi percayalah, isi postingannya baru dilengkapi di....... Oktober 2022.
Awalnya Karena Kangen Nulis
Jadi, gue kangen nulis. Yesh, padahal kesehariannya berkutat dengan menulis blog. Aneh kan? Nah jadi kudu diceritain dulu nih kenapa bisa kangen nulis gini.
Sebenernya kerasahan ini udah ada sejak, 2020 akhir kali ya, atau malah 2019 memang udah kerasa agak bosen di perbloggingan. Tapi yang terjadi tetep berlanjut sampai 2022, gue ngeblog yang agak serius sendiri udah sejak 2016, jadi kira-kira udah kaya mahasiswa S1 ngabisin jatah semesternya a.k.a 14 semester lah ya, hahaha.
Astaghfirullah itu mah gue. :(
Bentar, sorry kedistrak. Jujur pas nulis draft postingan ini gue amazed dan merasa hidup sambil merenung
"Anjir, udah lama banget gue mengekspresikan lewat nulis!"
Lanjut-lanjut.
Blog: Dulu dan Sekarang
Tapi dari kebosanan itu malah tetep berlanjut sampai 2022 ini karena ternyata ngeblog kalau mau dimonetisasi itu kudu dirawat betul. Jadi nggak cuma bikin tulisan aja namun mikirin SEOnya lah, dicek selalu kesehatannya secara berkala lah, kudu perform di bagian trafik dan target views lah, dan seterusnya. Padahal ini cuma satu blog tapi beneran capeknya kerasa, salut banget sih sama para bloger yang punya blog banyak—manajemen waktu, energi, dan fokusnya pasti luar biasa.
Dari sana jadi menyadari suatu hal kalau menulis itu emang nggak bisa nih menggunakan satu gaya bahasa. Apalagi blog gue itu nichenya lifestyle atau general, jadi kadang berasa switch gaya pandang aja nulis satu ke topik lainnya. Lama-lama jadi merasa expressive writing yang biasa gue gunakan dari awal ngeblog mulai pudar, terus jadi ngerti kenapa gue jadi gampang bosen dan pernah sampai burnout padahal bisa dibilang ngeblog ini passion gue.
Iyee ngerti kalau monetisasi dan ngikutin kebutuhan industri memang kitanya yang kudu menyesuaikan kan. Nah dari sana jadi sadar kalau perlu menempatkan mana-mana saja di tempatnya, nggak semuanya semaunya sendiri gitu. Gue lagi nggak ngeluh, justru nyari solusi gimana biar nulis-nulis ini bisa dipecah dan dibagi-bagi.
Kemudian karena mulai butuh wadah untuk menulis dengan ekspresif tadi ya jadilah blog ini. Keren kagak judulnya? Blog Like It's 2010s, darling~
Anjay.
Gue tau banget kalau, bahkan di kalangan bloger sendiri udah jarang banget yang nulisnya organik. Organik di sini maksudnya murni kaya ngeluarin unek-unek, keresahan, dan curhat aja kemudian dijadiin tulisan. Nggak, nggak, nggak, ini bukan oversharing kalau kata bahasa anak-anak kekinian sekarang, tapi lebih kaya daily digital journal gitu.
Sama aja ga sih, fren.
Aduduh, ya bisa aja sih tapi kan nggak semua hal privat diceritain juga. Nih nih kan bahasan udah kerasa banget beda antar generasi padahal gue juga masih Gen Z tapi paling atas banget, lebih deket ke generasi milenial tapi yang paling bontot. Lieur ah :(
Jadi bagi yang belum tahu, dulu ngeblog itu ya masih banyak yang isinya curhatan. Isinya macem-macem mulai dari pengalaman kuliah, traveling, atau keresahan sehari-hari. Kita biasa blogwalking atau saling mengunjungi postingan dan berkomentar di sana. Dari sini biasanya suka timbul ikatan pertemanan digital apalagi jika ada komunitas yang mewadahi.
Nah sekarang sih ya masih beberapa, cuma kebanyakan ketutup sama sponsored post hehehe. Gue sendiri juga open buat sponsored post jadi ya bukan hal yang salah ya, orang mau sponsored mau organik sama-sama ditulis dengan sungguh-sungguh kok. Rasanya tambah makin jarang apalagi adanya platform untuk para kreator ini juga udah condong bukan lagi ke konten foto namun juga konten video, katakanlah Instagram reels, TikTok, dan YouTube. Jadi audiens yang nyarinya lewat tulisan atau teks gini berkurang jumlahnya.
Bahasan Sponsored Blog yang So Last Year
Perihal bahasan sponsored post di blog ini juga nggak cuma sekali dua kali jadi bahasan, apalagi kalau mendekati Hari Blogger Nasional. Sejujurnya gue juga lumayan benci kalau mulai banyak yang membahas blog sekarang jadi etalase doang. Menurut gue nggak bijak berkata seperti itu apalagi sejak 2020 banyak orang yang pontang-panting nyari tambahan penghasilan, salah satunya melalui blog ini. Nulis sponsored post juga kan ditulis dengan gaya bahasa sendiri, riset juga, dan intinya juga mengorbankan waktu dan tenaga biar performa blog tetep oke.
Bahkan menurut gue, sponsored post itu sering memberi motivasi lagi kala sedang stuck nulis. Jadi nulisnya aktif dan bener-bener diseriusin, terus jadi pancingan buat nulis lainnya apapun itu. Perihal kurangnya postingan organik? Kalau sebagai bloger yang sering blogwalking pasti paham bisa mencari lewat label, atau ketahuan dari judul. Effort? Ya bukannya blogwalking mah bagusnya nggak scanning aja?
Tapi ini gue terapin ke diri sendiri sih, gue juga masih suka nyari beberapa postingan organik di beberapa blog list favorit gue. Seneng masih bisa baca hasil pikiran, atau pengalaman-pengalaman. Semoga sih ke depannya makin banyak juga postingan organik dan dengan gaya bahasa yang lebih luwes alias yang ditulis dengan bahagia dan penuh.
Blog Like It's 2010s
Gue nulis sepanjang ini jujur nggak kerasa banget, asli beda banget kalau nulis serius atau gaya semi formal karena 500 kata aja kadang kerasa berat dan lama, apalagi kalau per paragraf nggak nyambung. Pusing pala queen~
Makanya nih makanya judul blog ini ya sesuai sama judulnya, ngebloglah kaya lu ada di jaman 2010-2019an, atau 2017an deeeh yang masih lumayan kerasa asyik-asyiknya juga. Ngomong-ngomong, hidup di era dua ribu + berapa belas itu kok kaya kerasa masih seru-serunya nggak sih? 2020 ke atas rasanya masih suka mencerna aja hal-hal yang terjadi. Kerasa gitu juga nggak?
Sampai waktu tulisan ini diedit, domain juga masih panjang buntutnya alias belum TLD. Intinya saat ini ngebagi blog ini buat nulis versi lebih bebas ala ngomong sendiri, kalau blog umimarfa.web.id untuk semi formal - ekspresif, sedangkan untuk jenis tulisan yang lebih rapih bakal ditulis di Medium. Ini cara gue buat nulis dan eksplorasi gaya atau jenis tulisan. Gituuu~ Misal kalau mau review film, buku, atau gadget, gue nulisnya juga masih di umimarfa.web.id aja. Kecuali kalau misal ngereview semi curhat dan kiranya pendek-pendek doang baru diangkut ke sini.
Harapannya sih tulisan-tulisan di blog ini kembali 'ditemukan' lewat mesin pencari oleh orang-orang yang emang pengin baca atau nyari sesuatu. Hal itu memang yang yang bikin ngeblog jadi terasa bermakna. Kalau semisal nggak tercapai juga nggak apa-apa karena rasa gatal buat nulis yang lebih ekspresif ini sudah dituntaskan, hahaha. Sesuai lah dengan tagline dan judul postingan ini kalau di blog ini waktu berhenti. Anggap aja masih di masa-masa mengisi blog sehabis merasakan keseruan kuliah, kegiatan tertentu, dan sebagainya. Makanya, label postingan di blog ini juga dibikin personal banget dong hihi. Tengok ayo tengok~
Sampai jumpa di postingan berikutnya. Thank you sudah mampir ya!
***

Hai Marfa.
BalasHapusKayaknya, ini BW aku perdana ya di blog kamu.
Honestly, suka banget deh gaya tulisan artikel ini. Berasa ngobrol di cafe yang di Purwokerto itu. Hihihi.
Apalagi di baian, "Tengok ayo tengok" aku membacanya sambil menggunakan akses Sumateraku.
Btw,
Dikau asal Sumaterakah?
Kalau aku lahir dan sampai SMA di Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Btw,
Ntar aku mampir lagi ya.